Sabtu, 03 Desember 2011

"PELATIHAN OTAK"

"cara melatih otak kanan" 

Eight game Pura-puralah menulis angka delapan tidur atau simbol ? di udara dengan tangan kiri dan kanan secara bersama-sama. Permainan sederhana ini bertujuan untuk menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf motorik kanan. Cobalah dan teruskanlah permainan ini setelah sarapan, selama dua menit setiap hari. Thumb game Acungkanlah jempol tangan kiri dan kelingking tangan kanan, sambil menyorongkan kedua belah tangan ke arah kanan. Sebaliknya, acungkanlah jempol tangan kanan dan kelingking tangan kiri, sambil menyorongkan kedua belah tangan ke arah kiri. Permainan sederhana ini bertujuan untuk menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf motorik kanan. Cobalah dan teruskanlah permainan ini bersama teman-teman setelah makan siang, selama dua menit setiap hari. Pattern game Gambarlah pola-pola tertentu di atas kertas kosong, dengan tangan kiri dan kanan secara bersama-sama, ke arah dalam, luar, atas, dan bawah. Selain bertujuan untuk menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf motorik kanan, permainan unik ini juga dapat menggali potensi visual. 
Cobalah permainan ini selama dua menit setiap hari, minimal 14 hari berturut-turut. Specific crawl Gerakkan tangan kanan serentak dengan kaki kiri. Kemudian balaslah, gerakkan tangan kiri serentak dengan kaki kanan. Idealnya, siku tangan menyentuh lutut. Iringi pula dengan lagu favorit. Selain bertujuan untuk menyeimbangkan syaraf motorik kiri dan syaraf motorik kanan, gerakan ini juga dapat membuat pikiran terbuka terhadap hal-hal yang baru. Cobalah gerakan ini secara 10 menit setiap hari, minimal 14 hari berturut-turut. Specific posturing Bertumpulah di lantai dengan lutut kiri dan tangan kanan. Sementara itu, kaki kanan diluruskan ke belakang dan tangan kiri diluruskan ke depan. Posisi ini bertujuan untuk mengaktifkan syaraf-syaraf tertentu secara umum dan otak kanan secara khusus. Cobalah posisi ini selama 10 menit setiap hari, minimal 14 hari berturut-turut. Specific relaxing Tip ini khusus anak-anak. Pertahankan posisi relaksasi setengah tengkurap. Biasakan pula posisi ini ketika anak tidur. Semakin dini, semakin baik. Biasakan pula posisi ini ketika anak sakit, sambil dipeluk oleh orang tua. Dengan demikian, otak anak berada dalam frekuensi alpha dan anak akan merasa damai karenanya. Rotated reading Balikkan sebuah tulisan (atas bawah), lalu bacalah tulisan tersebut dari kanan ke kiri. Cobalah dan teruskanlah kebiasaan baru ini selama 2 menit setiap hari. Left-handed foreplay Tip yang boleh juga disebut Kamasutra ini khusus untuk lelaki yang telah menikah. Cumbulah pasangan Anda dengan menggunakan tangan kiri. (Bagi Anda yang belum menikah, jangan khawatir, Anda tetap bisa melakukannya. Caranya? Menikahlah dulu.) Left-handed handling Peganglah gagang pintu dan bukalah pintu dengan tangan kiri. 
Cobalah dan teruskanlah kebiasaan baru ini setiap hari. Left-handed brushing Gosoklah gigi dengan tangan kiri pada pagi hari. Untuk sore atau malam hari, tetaplah menggosok gigi dengan tangan kanan. Cobalah dan teruskanlah kebiasaan baru ini setiap hari . Left-handed writing Tulislah nama panggilan Anda dengan tangan kiri di atas kertas kosong. Cobalah kebiasaan baru ini minimal 10 kali sehari, minimal selama 14 hari berturut-turut. Niscaya Anda akan menemukan keajaiban, di mana pada hari ke-3 Anda dapat menulisnya dengan sangat mudah. Left-handed signing Buatlah tanda tangan Anda dengan tangan kiri di atas sehelai kertas kosong. Cobalah kebiasaan baru ini minimal 10 kali sehari, minimal selama 14 hari berturut-turut. Niscaya Anda akan menemukan keajaiban, di mana 2 dari 10 tanda tangan tersebut menyerupai bentuk aslinya.

"cara melatih otak tengah"
Dahsyatnya Otak Tengah. Aktivasi otak tengah adalah fenomena baru di Indonesia. Kurang lebih enam bulan lalu, aktivasi otak tengah untuk anak usia lima hingga lima belas tahun mulai meramaikan workshop edukasi dan perkembangan otak anak. Inikah cara instan menjadikan anak Anda genius dan ”hebat”?
Di Malaysia, otak tengah dikenal sejak lima tahun lalu. Bahkan oleh pemerintah Malaysia, aktivasi otak tengah langsung direspons positif, terkait pengembangan pendidikan anak-anak. Sedangkan di Indonesia, aktivasi otak tengah dikenalkan David Ting dari negeri jiran.



Sementara di Jepang, sudah lebih dari 40 tahun silam aktivasi otak tengah telah teruji dan terbukti. Namun, Negeri Sakura itu tidak membuka rahasia teknik aktivasi ke publik di luar Jepang.

Pembedaan adanya otak kiri dan otak kanan umum kita kenal. Otak kiri dikenal berperan pada logika, pembelajaran bahasa, angka, tulisan, dan hitungan. Sedangkan otak kanan berperan pada daya kreativitas, imajinasi, dan lainnya. Nah, otak tengah (mesencephalon) berfungsi sebagai jembatan penghubung antara otak kanan dan otak kiri. Selain itu, otak tengah berfungsi sebagai keseimbangan.

Otak tengah juga diyakini sebagai perkembangan pertama dalam pertumbuhan janin. Otak tengah adalah bagian terkecil dari otak yang berfungsi seperti stasiun relai untuk informasi pendengaran dan penglihatan. Otak tengah juga berperan untuk meningkatkan kemampuan mengasihi orang lain.

Otak tengah tidak saja bisa diaktifkan secara ”manual”, tapi juga aktif secara alami. Orang-orang yang otak tengahnya aktif secara alami biasanya disebut orang-orang dengan kemampuan luar biasa. Misalnya, tunalnetra yang bisa ”melihat” dimungkinkan otak tengahnya aktif secara alami.

Otak tengah sudah lama masuk ranah penelitian medis kedokteran. Penelitian otak tengah berhubungan dengan frekuensi gelombang otak (alpha hingga tetha) yang dikenal bisa mengondisi tubuh manusia menjadi rileks dan nyaman.

Sesuai penamaan, otak tengah terletak di posisi tengah di antara otak kiri dan kanan. Otak tengah mendominasi perkembangan otak secara keseluruhan. Di dalam kandungan, ukuran otak tengah, jika dibandingkan dengan bagian otak lain, paling dominan. Bahkan, bayi dalam kandungan diduga dapat melihat keluar rahim ibunya lewat perantara otak tengah (hlm 79-80).

Metode mengaktifkan otak tengah oleh GMC (Genius Mind Consultancy) itu dilakukan dengan komputerisasi, bermain, dan mendengarkan suara. Penulis buku ini meyakini keberhasilan pengaktifannya hingga 90 persen.

Dalam buku ini, Hartono menyebutkan, bila otak tengah telah diaktifkan, daya konsentrasi akan meningkat, kemampuan fisik dalam olahraga akan berkembang, otak kanan dan kiri lebih seimbang, ada keseimbangan hormon, serta daya intuisi meningkat. Terkait mental anak, manfaat secara umum otak tengah, anak yang hiperaktif bisa duduk dengan tenang. Anak yang diam menjadi lebih aktif.

Efek-efek yang ditimbulkan setelah otak tengah diaktifkan bermacam-macam dan masing-masing anak tidak dapat disamakan. Misalnya, ada yang dominan dengan intuisinya, seperti bisa memprediksi kejadian masa mendatang, membaca warna dengan mata tertutup, dan sebagainya.

Ada efek ”ajaib” yang ditimbulkan setelah otak tengah anak diaktifkan. Salah satunya bisa mendeteksi penyakit, menerima sinyal firasat, menebak kartu, mewarnai tanpa melihat, dan lainnya. Namun, efek di sini tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak menjadi pesulap atau cenayang. Sekali lagi metode tutup mata dimaksudkan untuk melatih otak tengah yang telah diaktifkan agar tidak tertidur lagi.

Hanya, mengapa otak tengah tidak diaktifkan saat usia anak 0 hingga 5 tahun atau di atas usia 15 tahun, tidak dijelaskan secara rinci. Hartono (penulis buku ini) mengatakan bahwa sangat mungkin setelah usia 15 tahun, otak tengah akan sulit diaktifkan.

Dalam buku ini juga tidak dipaparkan bagaimana cara mengaktifkan otak tengah secara khusus dan detail untuk mendapatkan gambaran yang terang. Untuk menutupi kekurangan itu, Hartono coba menunjukkan secara audiovisual lewat video penyerta dan alamat-alamat website pendukung informasi otak tengah. Dalam video tersebut, didokumentasikan demo anak-anak yang telah diaktifkan otak tengahnya. Selain itu, video penyerta berisi wawancara dan testimoni dari orang tua yang otak tengah anak-anaknya diaktifkan.

Informasi dalam buku ini menambah terobosan baru yang bersinggungan dengan dunia edukasi dan perkembangan kecerdasan anak. Namun, biaya aktivasi otak tengah yang relatif mahal bisa menjadi kendala di kalangan masyarakat menengah-bawah. Nah, semestinya, hasil penelitian yang sudah teruji dan terbukti itu direspons pemerintah, baik melalui departemen pendidikan nasional maupun dinas kesehatan. 

"cara melatih otak kiri"
Kreatifitas Tanpa Batas

Kita mungkin bertanya-tanya mengapa sedikit sekali karya kreatif yang lahir di negeri ini. Apakah karena kita bodoh? Tidak!, Banyak sekali universitas yang setiap tahun melahirkan puluhan ribu sarjana. Apakah karena spec otak kita di bawah rata-rata? Sekali lagi Tidak!, Beberapa tahun terakhir anak-anak negeri ini unjuk gigi pada olimpiade matematika dan fisika. So, what? Ada banyak faktor, namun berikut ini faktor yang paling besar kontribusinya.


Mungkin kita tidak pernah menyadarinya, Orang tua kita sering lebih banyak “mengajarkan” untuk lebih banyak menggunakan tangan kanan. “Pakai tangan yang baik!”, baca: pakai tangan kanan, dan bahwa tangan kiri jelek. Jika tangan kiri jelek mengapa Tuhan menciptakan tangan kiri? Dan apa yang diajarkan itu terus tertanam dalam diri kita.

Fakta medis berbicara bahwa tangan kanan dikendalikan oleh otak kiri, dan tangan kiri dikendalikan oleh otak kanan. Otak kiri berperan dalam kegiatan analitis, dan otak kanan berperan dalam sisi kreatif dan imaginasi. Semakin besar ketidakseimbangan kita dalam menggunakan tangan, yang kita terlalu sedikit menggunakan tangan kiri, maka otak kanan yang mengatur sisi kreatif dan imajinasi kita, sangat lemah dan tumpul. Mungkin kita pandai, mungkin kita sarjana, atau bahkan master. Namun sudah bisa ditebak bahwa tidak akan banyak karya kreatif yang bisa ia lahirkan. Kepandaian, sehebat apapun itu, tanpa sisi kreatifitas, hanya akan menjadi mesin yang akan dikendalikan oleh pihak lain.

Yang tersembunyi dari cara kerja otak.
Otak merupakan central command pada setiap makhluk hidup, dimana setiap gerakan yang dilakukan oleh tubuh adalah hasil komando dari otak. Apa jadinya jika otak kehilangan atau setidaknya berkurang fungsinya sebagai central command? Tentu saja gerakan yang dibuat tidak akan terkontrol atau mungkin bahkan anggota tubuh lainnya tidak lagi dapat melakukan gerakan alias lumpuh… takuuut!

Otak Tidak Terlatih
Pada banyak penelitian mengenai kemunduran fisik otak, sebuah universitas di Amerika meneliti dua orang pria dengan umur dan kondisi yang sama. Profesi dari masing-masing pria tersebut adalah dosen dan arsitek. Kedua profesi tersebut diyakini banyak menggunakan otak dan kurang lebih porsi penggunaan otaknya sama.

Pria pertama adalah seorang dosen yang berumur 50 tahun. Di usia dimana sudah harus pensiun dari pekerjaan yang sekian puluh tahun telah digelutinya. Sebagaimana kita tahu bahwa dosen merupakan tenaga pendidik dimana otak adalah kebutuhan nomor satu yang dapat diandalkan sebagai seorang pengajar, ketrampilannya mengajar dan ketahanannya untuk berdiri ke depan kelas adalah kebutuhan nomor sekian.

Lalu kemudian, hari-hari pada masa pensiunnya, ia isi dengan kesibukan berkebun dan menonton televisi. Setelah kira-kira 5 tahun kedepan apa yang terjadi? Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh peneliti kepada pria pertama tersebut tidak dapat ia jawab sebaik saat ia mengajar di depan kelas. Padahal pertanyaan tersebut adalah materi yang biasa ia berikan kepada siswanya. Begitu pula pertanyaan seputar dunia yang masih hangat ditayangkan televisi. Ia hanya mampu menjawab dengan jawaban ringan dan lebih mengemukakan opininya sendiri berdasarkan pengalaman yang pernah didapatnya.

Dalam penelitian itu, ditemukan bahwa pria pertama tersebut mengalami kehilangan memori sebesar 20% dan kecepatannya memecahkan masalah juga berkurang 18%.

Otak Terlatih
Pada pria kedua yakni seorang mantan arsitek dimana ia juga memutuskan untuk pensiun di usia 50 tahun. Selama masa kerjanya ia terbiasa menghitung berat jalan atau bangunan yang dibuatnya hingga hitungan per milimeter, enghitung kekuatan angin pada gedung-gedung bertingkat, memikirkan fungsi ruangan yang saling terkait, hingga perhitungan budget per sen-an.

Kemudian pada masa pensiunnya, pria kedua dalam penelitian ini memilih menjadi seorang konsultan arsitek, dan hari-harinya tidak pernah putus dari sebua komputer. Sebagai seorang pensiunan dan hanya menjadi seorang konsultan tentu banyak waktu luang. Tapi waktu luang tersebut ia gunaka untuk mencoba dan mempelajari software-software baru. Ia juga menonton televisi pada sebagian waktu luangnya. Mangikuti acara permainan kuis yang banyak sekali diputar di stasiun tv, mulai dari kuis tebakan kata atau gambar hingga pada kuis ilmu pengetahuan umum dan teknologi.

Apa yang terjadi setelah 5 tahun? Bukan…, bukan hanya 5 tahun, bahkan hingga 7 tahun kemudian, ia tetap menjadi seorang arsitek dengan ide-ide terbarunya yang segar yang kerap menjadi tren pada disain arsitekturnya. Hingga pada penggunaan software terbaru dapat secara baik dikuasainya.

Kedua contoh di atas sangat jelas sekali perbedaannya. Di mana otak yang sudak tidak pernah dilatih dengan cepat akan mengalami kemunduran pada fungsinya. Sedangkan pada otak yang teratur besarnya fungsi otak dapat dipertahankan.

Pada penelitian tersebut, kedua pria tersebut di atas dinyatakan sehat. Karena banyak pria dengan umur di atas 40 tahun memiliki penyakit seperti stroke, diabetes, hipertensi dan penyakit lainnya yang bilamana memasuki usia 50-an biasanya akan mengganggu syaraf. Hal ini tentu saja akan menjadi hambatan pada otak, meskipun otak tersebut secara teratur dilatih. Walau penyakit-penyakit tersebut menghambat atau bahkan sangat mempengaruhi ketahanan dari fungsi otak, latihan fungsi otak tetap berguna untuk memperlambat laju penurunan fungsi otak.

Otak Kiri dan Otak Kanan
Manusia normalnya selalu menggunakan tangan kanan dalam melakukan hampir seluruh kegiatan, seperti makan, menulis dan lain-lain. Bila tangan kanan tersebut digunakan untuk melakukan suatu gerakan, sesungguhnya gerakan tersebut dikendalikan oleh otak kiri. Penggunaan otak kiri lebih berfungsi untuk pemikiran-pemikiran yang bersifat logis dan untuk kecepatan serta ketepatan dalam perhitungan numerik.

Normalnya juga, orang dewasa orang dewasa jarang menggunakan tangan kirinya, atau tangan kirinya jarang terlatih. Sering kita dapati bahwa daya khayal anak-anak di bawah umur 10 tahun sangat tinggi. Salah satu pemicu dari tingginya daya khayal mereka adalah frekuensi penggunaan tangan kirinya hanya selisih 30% dari penggunaan tangan kanan. Dan seiring pertumbuhannya selisih frekuensi antara penggunaan tangan kiri dan kanan semakin besar.

Pada masa sebelum sekolah, yaitu di bawah umur 6 tahun khususnya, anak-anak diajarkan melempar atau menangkap bola dengan menggunakan kedua tangannya, membawa gelas atau mangkuk dengan kedua tangan. Mereka biasa mengambil sesuatu dengan menggunakan tangan atau mengangkat tangan kirinya. Dan kita terlalu banyak diajarkan untuk menggunakan tangan kanan dan kebiasaan itu terus berlanjut saat dewasa.